34

1016 Kata

"Maksudnya apa? AKu gak paham. Eumm ... Maaf ya, cuma mau tahu aja. Kalau kamu keberatan, gak perlu di jawab juga," jelas Dimas lagi. Lagi -lagi Agnes hanya tersenyum. Sepertinya tersenyum menjadi andalan Agnes saat ini. "Kok malah senyum? Kalau berat untuk menjawab, ya, gak apa -apa," jelas Dimas lagi. "Gak kok. Cuma bingung harus di mulai dari mana," ucap Agnes singkat sambil memandang ke atas langit yang begitu gelap, hanya di terangi oleh bulan sabit dan beberapa bintang saja. Dimas mengamati wajah Agnes yang mendongak ke atas. Leher jenjangnya yang putih dan mulus begitu menggairahkan sekali. Rasanya ingin memberikan jejak merah sebagai tanda kepemilikan. Tapi ... Agnes, bukan siapa -siapa Dimas. Glek ... Air liur Dimas di telan dengan kasar. Otaknya langsung membayangkan hal y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN