53

1004 Kata

Bara yang Menyala Kembali ... Cahaya pagi menerobos tirai tipis yang melambai lembut di tiupan angin. Di dalam kamar, napas dua insan masih teratur pelan, membaur menjadi simfoni ketenangan setelah badai yang mengguncang ranjang mereka semalam. Dimas masih memeluk Agnes dari belakang, tubuhnya menyatu dengan lekuk tubuh tetangga kos -nya yang hangat dan lembut. Jemari Dimas tak lepas dari pinggang Agnes, sementara dagunya bertumpu manja di pundak gadis itu. Mereka belum membuka suara sejak terbangun, seakan kata-kata akan merusak keheningan indah yang masih menggantung di udara. Agnes bergerak sedikit, tubuhnya menggeliat pelan, dan desahan lembutnya lolos dari sela bibir yang belum tersadar penuh. Dimas tersenyum. Ia tahu gerakan kecil itu adalah sinyal. Sinyal bahwa tubuh Agnes masih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN