Daddy (Cold Play )

1245 Kata
*St.Louis , Amerika* Bel pintu berbunyi, mengakhiri percakapan Anneke dengan sahabatnya, Amelia. Dengan langkah cepat, Anneke menuju pintu, rambutnya yang tergerai mengikuti irama tubuhnya. Begitu dia membuka pintu, wajahnya berseri-seri. "Samuel... my boy! I miss you!" Anneke langsung memeluk pria muda yang berdiri di depan pintu. Lelaki itu tampak memukau dalam balutan jas dokter, dengan stetoskop melingkar di lehernya. "Mom, I’m 30 years old. Not a boy anymore," Samuel terkekeh, membalas pelukan ibunya yang hangat. "You’ll always be my boy," jawab Anneke sambil meraih tangan anaknya , mengajaknya masuk ke dalam rumah Samuel menghela napas, membuka kulkas dan mengambil sebotol air. "Where’s Jack?" tanyanya sambil meneguk air. "Ke laut," jawab Anneke singkat, seperti tak peduli. " Wow... itu hubungan tersingkat mu Mom, dengan lelaki. Kenapa kali ini? nggak bisa memuaskanmu di ranjang?" Tanya Samuel " Bisa, dia hebat. Bisa beronde-ronde. Tapi.... dia itu suka celup sana sini. Aku memergokinya have seks di kamar mandi gym. Bayangin aja, aku ada di gym yang sama dan dia berani melakukannya di sana , kalau tidak ada aku, berarti dia lebih berani lagi. " Jerit Anneke pada anaknya. Dia memang terbiasa berbicara begitu terbuka dengan Samuel, layaknya teman, tidak seperti hubungan ibu dan anak. Samuel menutup wajahnya dengan tangan, setengah malu, setengah geli. " Oh my god, Mom.... Sudah kubilang, hidup ini pilihan, kalau Mama mau dengan pria setia yang tak akan selingkuh, seperti Michael, suami keduamu , maka pasti dia kaku di ranjang, tidak hot dan tentu tidak romantis. Tapi kalau dengan pria yang bisa memuaskanmu di ranjang seperti Jack, suami ketigamu, dia pasti suka celup sana sini, karena kalau tidak begitu hasratnya tidak bisa tercapai. Jadi pilih aja , mau yang mana." " Aku mau yang seperti Teddy, your daddy, suami pertamaku, dia romantis, bisa menjadi ayah yang baik bagimu dan sangat pengertian, juga hot di ranjang." " Nah kalau terlalu baik dan sempurna, pasti di sayang Tuhan, makanya daddy cepat meninggal." kali ini suara sedih Samuel yang terdengar Anneke terhenyak. Ia tahu luka itu belum benar-benar sembuh di hati putranya. "Oh, Sam… Mama tahu kamu mencintai Daddy. Dia juga mencintaimu, meskipun..." "Meskipun aku bukan anak kandungnya," potong Samuel. "Tapi Daddy selalu memperlakukan aku seperti darah dagingnya sendiri. Aku benar-benar kehilangan saat dia meninggal." Matanya berkabut, menyimpan duka yang lama tak diungkapkan. " Teddy memang lelaki yang baik, dia mencintai mama dengan sepenuh jiwanya, meskipun saat itu mama adalah wanita yang membawa anak, tapi dia menerima mama dan dirimu dengan tulus, mencintai mama tanpa syarat, makanya mama bersedia menikah dengannya meskipun usianya berbeda 20 tahun dari mama." Kata Anneke Samuel memandang ibunya dalam-dalam. "Apakah kamu pernah mencintai Daddy, Mom?" " Aku awalnya menyanyangi Teddy dengan sepenuh hatiku, tapi saat cinta baru tumbuh di hatiku, dia sudah meninggal." Kata Anneke, lalu menepuk pundak Samuel dan berkata " Stop berbicara tentang kisah cintaku, sekarang ayo kita berbicara tentang kisah cintamu. Apakah kamu sudah menemukan wanita yang kamu sukai?" Samuel menggeleng " Di antara suster-suster di rumah sakit, atau dokter atau anak pasien-pasienmu?" Tanya Anneke mendesak. " Nggak ada Mom.. Aku belum mau berhubungan serius, cukup casual relation aja. Aku masih mau fokus ke karirku." Kata Samuel " Kenapa dengan karirmu? Kamu uda lulus specialis geriatric. Kamu sudah punya kerjaan tetap di rumah sakit ternama. Jadi apalagi?" Kata Anneke tidak mengerti " Yah.. pokoknya aku merasa belum sreg saja kerja di rumah sakit itu, Mom. Aku kan uda bilang mama, kalau mungkin Januari ini setelah liburan natal dan tahun baru aku mau resign dan cari rumah sakit yang lebih cocok untukku." Kata Samuel. "Baiklah, tapi kamu tetap akan ikut mama ke acara reuni mama di Medan kan, sekalian lihat opamu." Tanya Anneke " Tentu, Aku belum pernah ke kampung halaman mama, biasanya hanya Opa atau Oma yang berkunjung ke sini. Mungkin di sana nanti, aku bisa ketemu ayah biologisku." Kata Samuel sambil tersenyum. Anneke terpaku. Kata-kata itu seperti duri yang menusuk dadanya. Ia menatap putranya dengan mata berkabut." Maafkan mama, Sam.. Mama tidak tahu siapa ayah biologismu, saat itu mama benar-benar mabuk dan pesta itu benar-benar liar. Semua orang melakukannya, di ruang tamu, di kamar mandi. Mama juga tidak ingat dengan siapa mama melakukannya, jadi dari pada heboh, menuduh sana sini, padahal itu semua kami lakukan tanpa paksaan, jadi lebih baik mama pergi dan membesarkanmu sendiri di Amerika. Mama tidak ingin meminta pertanggung jawaban siapa-siapa dan melahirkanmu , mama anggap adalah anugrah terindah buat mama , juga kamu berhasil mewujudkan cita-cita opamu yang ingin ada keturunan Lazuardi yang menjadi seorang dokter. Jadi mama tidak menyesal sama sekali." " Kalau sekiranya aku menemukan ayah kandungku , saat kita di Medan, apakah mama akan mengatakan kepadanya kalau aku adalah anak hasil benihnya?" Tanya Samuel ragu, ini adalah pertanyaan yang sudah berada di ujung mulutnya sejak dia remaja tapi tak pernah bisa dia katakan dan hari ini pertanyaan itu terlontar dari mulutnya. Anneke menghela nafas " Sam..... seandainya kamu menemukan lelaki yang wajahnya mirip kamu dan kamu ingin melakukan test DNA, mama akan izinkan dengan catatan, lelaki itu belum berkeluarga, lelaki itu belum memiliki istri dan anak karena mama tidak ingin menghancurkan hidup keluarga mereka yang sudah bahagia. Bila kamu hadir dan tiba-tiba mengklaim kalau kamu adalah anaknya, pasti gonjang ganjing akan terjadi di kehidupan lelaki itu, karena pemikiran orang Indonesia itu berbeda jauh dengan pikiran kita yang biasa hidup di Amerika. Mungkinistrinya akan minta cerai dan anak-anaknya akan membenci ayahnya. Bisakah kamu mengerti?" Samuel mengganguk " Ya Mom.. Aku mengerti. Aku juga tidak ingin hidup keluarga lain hancur karenaku. Tapi aku pasti akan senang, kalau bertemu dengan ayahku. Dan mungkin kalau dia sudah berkeluarga, aku akan diam-diam saja menatapnya dari jauh." " Kalau kamu tidak bertemu lelaki yang sama wajahnya denganmu. Akankah kamu bersedih?" Tanya Anneke pada anak kesayangannya. " Tidak.. aku akan menganggap, mama hamil diriku dari donor sperma." kata Samuel menyeringai, lesung pipinya kelihatan di pipinya menambah kegantengan wajahnya. " That's my boy.. Tapi seingat mama, nggak ada tuh, teman-teman lelaki mama yang hadir di pesta itu yang punya lesung pipi sepertimu" " Mom.. lesung pipi ini bukan karena turunan, ini sebenarnya kelainan atau cacat otot yang terjadi selama perkembangan janin. Jadi belum tentu orang tua berlesung pipi akan menghasilkan anak berlesung pipi, meskipun ada kemungkinan untuk itu dan begitu juga sebaliknya, orang tua yang tidak berlesung pipi, bisa aja anaknya berlesung pipi. Jadi itu tidak bisa dijadikan patokan." Samuel menjelaskan pada ibunya dengan ilmu kedokterannya " Iya.. Iya.. Pak dokterku yang ganteng. Siapapun ayah biologismu, aku yakin dia sangat ganteng dan sangat pintar, karena kamu mewarisi itu darinya." Kata Anneke memeluk anaknya erat. Sayup-sayup, suara “Daddy” dari Coldplay mengalun dari speaker pintar. Lagu itu memenuhi ruang tamu yang kini diliputi keheningan. Liriknya seperti menggema langsung ke relung hati Samuel. Matanya berkaca-kaca, pandangannya menerawang ke suatu tempat yang tak terlihat oleh ibunya. Samuel tahu, ia tak pernah kekurangan kasih sayang. Namun, di sudut terdalam hatinya, ada ruang kosong yang tak pernah benar-benar terisi, sebuah kerinduan yang sulit dijelaskan. Rindu pada sosok yang tak pernah ia temui, tapi begitu ingin ia kenal. Daddy… are you out there? Daddy, won’t you come and play? Daddy, do you not care? Is there nothing that you want to say? Melodi itu terus berputar, menemani pikirannya yang penuh tanya. Siapa dia? Di mana dia? Dan apa yang akan terjadi jika mereka akhirnya bertemu? Samuel menghela napas panjang. Jawaban itu mungkin menunggunya di tanah kelahiran ibunya, di balik kabut masa lalu yang perlahan akan ia singkap. Akankah di reuni itu ia bertemu dengan ayahnya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN