Medan, 28 Desember
Sebuah bus pariwisata besar dengan tulisan "Happy Reunion Class Bio 1" terparkir di lapangan parkir Hotel Aston Medan. Di depannya, kerumunan orang mulai berkumpul, wajah-wajah penuh semangat yang meskipun dihiasi garis-garis usia, dan beberapa uban perlahan mulai mengintip dari rambut hitam merekamereka. Semua tampak berseri -seri seperti remaja yang baru pulang sekolah. Seorang wanita muda, tampak profesional dengan tablet di tangannya, berdiri di depan bus, bersiap memberi pengarahan.
“Selamat pagi, Bapak dan Ibu. Bagi yang datang dari luar kota atau luar negeri, kami ucapkan selamat datang di Kota Medan,” ucap wanita itu dengan senyum ramah. “Saya Rinda dari De Concepto Event Organizer, dipercaya untuk menyelenggarakan reuni tak terlupakan bagi bapak dan ibu semua oleh Bapak Kimtan sebagai sponsor utama acara reuni ini. Kita akan menuju Danau Toba untuk menikmati kebersamaan dan bernostalgia mulai dari tanggal 28 Desember sampai tanggal 1 Januari. Sebelum berangkat, saya akan memanggil nama peserta reuni untuk memastikan semua sudah hadir.”
Suasana langsung pecah dengan tawa dan suara saling menyapa. Pelukan hangat bertukar antara teman-teman lama, diselingi candaan khas yang hanya dimengerti mereka yang berbagi masa-masa sekolah dulu.
Rinda mulai memanggil nama-nama peserta.
“Bapak Kimtan, sponsor utama reuni kita ini, yang berangkat sendirian tanpa pendamping ”
Seseorang pria tanpa rambut berseru dengan nada menggoda, “Bukan tanpa pendamping, tapi bingung mau bawa istri yang mana!”
Tawa meledak. Kimtan, lelaki gagah dengan gaya cool dan senyum tipis, melambaikan tangan dari sisi bus. Dulu dia dikenal sebagai siswa bandel yang sering bolos, tapi kini dia sukses menjadi pengusaha kaya raya. Meskipun begitu, status lajangnya masih menjadi bahan lelucon favorit teman-temannya.
Rinda melanjutkan memanggil daftar peserta.
“Bapak Andreas bersama Ibu Susi.”
Seorang pria berkacamata berdiri sambil menggandeng istrinya. “Enaknya nama aku yang diawali huruf A, selalu duluan dipanggil!” katanya bangga, disambut sorakan ' Hu' ... panjang dari teman-teman lain.
“Ibu Anneke, bersama anaknya, Samuel.”
Seorang wanita dengan rambut sebahu melambaikan tangan sambil memegang bahu anak laki-lakinya yang tersenyum dengan gaya yang memukau “Aku bawa partner terbaikku! Anakku satu-satunya, dokter Samuel. ” katanya bangga , membuat semua orang tersenyum.
"Ibu Ariana, bersama anaknya, Clara.”
Dua wanita anggun berjalan beriringan, Ariana dan Clara. Wajah mereka sangat mirip , menampakkan keanggunan ala wanita bangsawan. Clara, yang masih muda, tampak tersenyum melihat keramaian reuni ini.
“Bu Amelia?” panggil Rinda lagi.
Tidak ada jawaban. Tapi tiba-tiba, dari arah lobi terdengar suara nyaring seorang wanita, “Amelia ikut! Ini aku!” sambil berlari membawa koper, wajahnya sedikit memerah karena terburu-buru.
Tawa meledak lagi saat beberapa teman menyambutnya dengan teriakan, “Ketua kelas favorit kita datang!” Amelia, sosok yang dulu selalu menjadi pelindung teman-temannya saat mereka terlambat atau lupa mengerjakan tugas, melambai penuh semangat.
“Maaf terlambat! Macet banget! Rumahku kan paling jauh" katanya terengah-engah.
Andreas, yang duduk di barisan depan, menyahut, “Ketua kelas kesayangan kita, terlambat sekali ini dimaafkan!”
“Tentu saja dimaafkan!” teriak yang lain serempak.
Kimtan berdiri, tersenyum lembut, “Duduk di sini sama aku, Mel. Kita sama-sama nggak bawa pasangan.”
Anneke langsung menggoda mereka “Wah, pas banget! Biar hemat, kalian sekamar aja!”
Tawa bergema lagi, tetapi Amelia hanya menggeleng dengan pipi sedikit memerah. “Aku tidur sendiri aja, terima kasih!” jawabnya sambil melirik ke arah Kimtan yang masih tersenyum penuh arti.
Setelah daftar peserta selesai dibacakan, Rinda menyampaikan informasi. “Baik, total peserta reuni yang akan berangkat dari Medan menuju Danau Toba adalah 14 orang. Ada yang di dampingi suami dan ada juga didampingi istri atau anak . Hanya Bapak Kimtan dan ibu Amelia yang tidak berpasangan.
Anneke menyahut dengan nada menggoda, “ Mel, lebih baik kamu berpasangan sama Kimtan aja, kita jadi hemat satu kamar, kalian nggak perlu tidur di kamar terpisah !”
Tawa kembali memenuhi bus, diiringi ejekan dan candaan khas reuni. Amelia hanya tersenyum malu-malu, sementara Kimtan menanggapinya dengan anggukan santai, “Ide bagus, Mau Mel, sekamar denganku ? ”
"Nggak. "Jawab Amelia sambil mendelik
Di dalam bus, candaan terus bergulir. Cerita masa lalu tentang cinta pertama, kenakalan di kelas, dan guru favorit diceritakan ulang dengan tawa yang tak ada habisnya.
Masih ingat waktu Kimtan mengajak kita bolos untuk menonton pertandingan bola? ” kata Andreas sambil tertawa.
“Eh, jangan ungkit-ungkit!” sahut Kimtan pura-pura kesal, meskipun wajahnya menunjukkan seringainya yang khas.
Perjalanan ke Danau Toba dimulai dengan iringan lagu Chrisye, “Anak Sekolah”, dari sistem karaoke di bus.
“Engkau masih anak sekolah... satu SMA...”
Tiba-tiba, semua peserta reuni ikut bernyanyi serempak. Suara mereka menggema, menciptakan harmoni yang penuh nostalgia.
Belum tepat waktu tuk begini begitu
Anak sekolah datang kembali
dua atau tiga tahun lagi....
Seolah mereka lupa bahwa usia mereka sudah mendekati lima puluh tahun. Dalam sekejap, mereka kembali menjadi anak-anak SMA, dengan energi dan keceriaan masa muda yang tak lagi dibatasi waktu.
Di dalam bus, suasana begitu hangat. Mereka saling bertukar cerita tentang pencapaian hidup, berapa anak yang dimiliki, usaha apa yang dijalani, dan bercerita tentang semua kenangan manis yang tak lekang oleh waktu. Reuni ini lebih dari sekadar pertemuan melepas rindu ini adalah perjalanan menyusuri ingatan, menertawakan masa lalu, dan menguatkan ikatan yang tak pernah pudar.
Bus mulai melaju, membelah jalanan Kota Medan yang mulai sibuk dengan hiruk-pikuk pagi, membawa rombongan ini menuju Danau Toba,destinasi yang tak hanya akan menjadi saksi nostalgia, tetapi juga mungkin menyimpan awal dari kisah yang tak terduga. Di kursi belakang, Samuel duduk diam, pandangannya tak lepas dari dua sosok di depannya: Kimtan, dengan aura dingin dan tatapan mata yang terasa akrab, serta Amelia, wanita anggun dengan pesona yang sulit diabaikan. Matanya menyiratkan rasa ingin tahu yang mendalam, entah tertuju pada misteri di balik Kimtan, atau cerita yang tersimpan dalam diri Amelia. Apakah perjalanan ini hanya akan menjadi sekadar pelipur rindu, ataukah ada rahasia yang perlahan akan terbuka?