Rayya sudah tertidur dengan pulas, genggaman di tangan Almira sudah mulai mengendur. Pelan dan hati-hati, Almira mulai beringsut menuruni tempat tidur. Ia harus keluar. Sebab kini ada tamu dan tentunya ia harus menjamu tamu tersebut. Setelah berhasil menuruni ranjang, Almira langsung menutupi setengah tubuh Rayya dengan selimut, tak lupa ia taruh boneka tedy di samping gadis kecil itu. Dirasa cukup, Almira segera melangkah keluar dari kamar. Sesaat menuruni tangga, ia mendengar sayup-sayup suara yang ia kenal. Seperti, suara ayah dan bundanya. Benarkah? "Almira! Ya Allah, Sayang." Ucapan dari Diana membuat Almira terdiam di tempat. Matanya tertuju ke ruang tamu, ada Hasan—sang ayah—yang duduk berdua bersama Zharif. Tampak berbincang dengan serius. Almira membatu seketika. Ya Allah, apa