Seorang pria duduk bersandar di kursi kerjanya. Matanya menatap lurus pemandangan kota lewat jendela besar itu. Sorot matanya menerawang, tampak memikirkan sesuatu. Sesuatu yang harus ia selesaikan sesegera mungkin. Namun, akankah bisa? Semua ini begitu rumit. Tiba-tiba, gawainya berbunyi. Pria itu berbalik dan meraih gawainya. Senyumnya mengembang sempurna saat mendapati siapa si penelpon. Tanpa buang waktu lagi, ia geser ikon hijau di layar pipih tersebut. "Assalamu'alaikum, Bumilku," ucap Zharif mengulum senyum. "Wa'alaikumussalam. Ish, jangan panggil dengan panggilan itu ih!" Zharif terkekeh. "Iya-iya. Ada apa menelpon? Kangen, ya?" "Ish, Mas selalu gitu. Aku cuman mau minta izin." "Minta izin apa? Minta izin untuk selalu mencintaiku? Tidak perlu minta izin pun aku akan selalu bers