35. Rapuhnya Dua Hati

1009 Kata

Almira mengusap air mata di ujung matanya saat salah seorang anak kecil selesai bercerita tentang kehidupannya. Apa yang diceritakan, mengalir saja dengan polosnya seorang anak kecil. Cerita yang membuat terharu, terlebih disisipi harap yang begitu besar terhadap kesembuhan penyakit yang tengah dideritanya. "Ya. Selanjutnya, gadis cantik kita yang bernama Mia. Silakan maju untuk bercerita," ucap Ranti, salah satu pengurus dari Panti Asuhan Cahaya. Mia, gadis cantik berumur sepuluh tahun itu tampak malu-malu. Dengan pelan, ia berucap, "boleh minta temenin nggak, Bun?" tanyanya kepada Ranti yang kerap dipanggil "Bunda" oleh semua anak. "Boleh, Sayang. Mau ditemenin siapa, hm?" Mia memelintir jari-jarinya, kemudian bergumam, "Luna." Ranti tersenyum tipis. "Oke, silakan, Sayang," ucapnya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN