14. Kenangan Indah

1645 Kata

Zharif tampak sibuk dengan berbagai macam berkas di meja kerjanya. Di sela itu berbunyilah telepon kantor. Segera ia mengangkat panggilan itu. Awal mula, wajahnya tampak biasa. Namun, beberapa saat kemudian pria itu tersenyum dan berusaha untuk tidak menyemburkan tawanya. "Ya Allah, Pak. Dia istri saya," ucap Zharif dengan geli. "Iya, tidak apa-apa. Bawa istri saya ke ruangan saya." Zharif menggeleng kecil setelah panggilan berakhir. Matanya menatap lurus ke pintu kerja. Tak berapa lama, terdengar suara yang familier dari luar beserta ketokan ringan. Senyum terulas manis. Melangkah ia menuju pintu lalu dibukanya. Langsunglah matanya menangkap sesosok Almira yang tampak memasang wajah masamnya. "Kesal, hm?" tanya Zharif menarik Almira untuk masuk ke ruangan. Tangannya terulur mengusap ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN