Bab 101 Antara Luka dan Janji

1200 Kata

Dua minggu pertama di Milan mungkin terlihat tenang dari luar, tapi bagi Arga, setiap detik terasa seperti medan perang. Kota ini indah, kanalnya menenangkan, dan udara musim semi seharusnya memberi kedamaian. Namun bagi Arga, ketenangan itu hanyalah topeng. Setelah Rania kembali ke kamar dari balkon, Arga menatap peta bisnis cabang Milan yang terbuka di layar laptop. Tangannya menari cepat di atas keyboard, tapi matanya kosong, seolah menembus lebih dari sekadar angka dan grafik. Setiap keputusan, setiap strategi, bahkan janji kecil kepada klien, ia timbang dengan rasa takut yang tak pernah reda. Arga bukan sekadar pemuda tampan yang beruntung mewarisi perusahaan. Ia adalah satu-satunya yang tersisa setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkan Harize Grup yang hampir hancur

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN