Bab 46 Gone

1086 Kata

Gibran menatap surat pengunduran diri itu untuk kesekian kalinya. Sudah hampir siang, tapi pikirannya sama sekali tak bisa jernih. Ia sudah meminta pengawal pribadinya memastikan alamat Rania, tapi laporan yang datang justru membuat dadanya makin sesak: “Pak… apartemen Bu Rania kosong. Tidak ada barang-barang pribadinya, seolah beliau sudah pindah dan… tidak ada catatan beliau kembali ke rumah orang tuanya.” Hilang. Begitu saja. Gibran berdiri di depan jendela besar ruangannya, kedua tangannya menggenggam erat di belakang punggung. Kepalanya penuh tanda tanya, penuh ketakutan yang tak biasa ia rasakan. “Rania… kau mau ke mana…?” Di sisi lain, kabar pengunduran diri itu juga sampai ke telinga Tirto. Sebagai ketua HRD, dia yang seharusnya menerima surat resmi lebih dulu, justru sama sekal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN