Bab 90 Desas-desus di ruang baru

1362 Kata

Udara di lobi Mahardika Foundation pagi itu berembus lembut, membawa aroma kopi Arabica dari kedai kecil di pojok dan campuran parfum mahal yang samar-samar menyengat. Langit Jakarta tampak terang di balik kaca tinggi yang menjulang, memantulkan cahaya matahari ke marmer putih yang mengilap. Di antara pantulan cahaya itu, berdiri Rania, perempuan muda dengan rambut dikuncir sederhana, blus putih bersih, dan rok panjang warna krem yang menutup hingga betis. Penampilannya sederhana, tapi ketegangan di jemarinya yang menggenggam tas kecil begitu nyata. Ia menatap bayangannya sendiri di dinding reflektif dan untuk sesaat, melihat seorang perempuan yang tampak asing menatap balik—bukan lagi Rania yang dulu tersenyum di antara aroma kopi Gibran di pagi hari, tapi Rania yang kini harus bertahan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN