Bab 61 Ketemu

1064 Kata

Gibran menutup pintu apartemennya dengan keras, suaranya masih bergetar dari kemarahan dan rasa malu semalam. Ia menatap langit-langit, mencoba menenangkan diri, tapi pikirannya terlalu penuh. Semalam dia mabuk, ilusi semalam dengan Nayla, kini berubah menjadi kenyataan pahit : hatinya hanya untuk Rania. Juga, kini, ia tahu kalau Rania sedang hamil anaknya. Telepon berdering beberapa kali, tapi ia menolak mengangkat. Suara Mahardika, Papa Nayla, atau bahkan ibunya pun terasa asing di telinganya. Ia menunduk, menatap ponselnya, lalu memutuskan untuk pergi keluar. Langkahnya berat tapi tegas. Ia tahu, tidak ada lagi yang bisa menahannya, kecuali menemukan Rania. Di kantor, tekanan tak kalah besar. Aliando, ayahnya, menatapnya dengan campuran kemarahan dan kekhawatiran. “Gibran, kamu haru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN