Bab 110 Senja di Zurich

1194 Kata

Langit Zurich menua dalam warna jingga yang perlahan tenggelam ke ungu. Kota itu seperti menahan napas; riuhnya mengecil, suara lonceng gereja jauh terdengar samar di antara desir angin dan tawa orang-orang yang baru keluar dari restoran tepi danau. Udara dingin membawa aroma manis dari bunga musim gugur dan roti panggang yang baru keluar dari oven. Trotoar basah memantulkan cahaya lampu jalan seperti kaca yang pecah halus, dan di sela-sela langkah dua orang itu yaitu Arga dan Rania, hanya ada gema sepatu mereka yang beradu dengan batu kecil di jalanan tua. Tak ada yang perlu dikatakan. Kemenangan tender sudah cukup berbicara untuk mereka berdua. Tapi justru karena itulah, keheningan di antara mereka terasa rapuh tapi indah. Sebuah jeda di antara dua kehidupan yang terlalu sering diisi o

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN