Bab 36 Tidak direstui Semesta

1132 Kata

Pagi itu udara Bandung masih terasa lembap setelah hujan dini hari. Rania berdiri di lobi kantor, menatap pantulan dirinya di dinding kaca. Kemeja putihnya sudah licin disetrika, rok pensil hitamnya rapi, dan rambutnya dikuncir setengah. Di balik penampilannya yang profesional, dadanya terasa sesak. Sisa percakapan telepon semalam dengan Nayla masih membekas. Kata-kata "tahu diri dengan posisimu" terus menggema di kepalanya. Hari ini, ironisnya, justru ia harus menemani Gibran bertemu dengan klien penting di luar kota. Tidak ada Nayla, tidak ada orang lain. Hanya mereka berdua. Jujur, dia tidak ingin pergi bekerja, tetapi itu hanya akan menunjukkan ketidakprofesionalismenya. Rania tidak mau itu. Rania menarik napas panjang, berusaha meyakinkan dirinya. Profesional. Kamu di sini cuma ker

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN