Bab 25 Terbakar Cemburu

1142 Kata

Rania berdiri di lobi kantor, menatap layar ponselnya dengan napas tak beraturan. Percakapan terakhir mamanya dengan Nayla terus terputar di kepala. Setiap detik rasanya menampar. Rania tahu kalau Nayla adalah tunangan resmi Gibran. Dia harusnya tahu kalau perempuan itu lebih berhak untuk tidur dengan Gibran dibanding dirinya, tapi Gibran selalu bilang, kalau lelaki itu hanya menginginkan dirinya, tak ada perasaan untuk Nayla. Rania mengepalkan tangan dan menggigit bibirnya, berusaha untuk menahan rasa sesak dan sakit di dalam hatinya. Namun apa boleh buat, rasanya dia merasa perlu untuk melakukan sesuatu. Dibandingkan harus menahan kegalauan sendirian, lebih memilih membuat Gibran merasakan hal yang sama. Ini bisa dibilang balas dendam kecil -kecilan seperti mengiyakan ajakan Tirto mi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN