Happy Reading guys ***** "Arghh, sialan." Dafhin mengumpat keras, seraya memukul roda kemudinya karena kesal. Beberapa saat yang lalu Dafhin hampir meregang nyawa, karena ia hampir bertabrakan dengan sebuah truk besar dari arah berlawanan. Tapi untung saja skil pembalap yang ia kuasai, cukup tangkas menangani dan membuatnya selamat dari resiko tabrakan maut yang membuatnya hilang nyawa. "Sialan," lagi-lagi Dafhin mengumpat kasar, kekesalan dan amarah masih menguasai dirinya. Bukannya Dafhin seharusnya bersyukur, tuhan masih mengizinkannya hidup, tapi dia malah mengumpat tidak jelas seperti ini. Dafhin memutuskan melanjutkan perjalanannya hingga ia sampai dibasecame. Dafhin memasuki rumah dengan tergesa-gesa seraya membawa katana yang berlumuran darah diujungnya. Para anggota geng Da