Lukas panik bukan main melihat Anin tiba-tiba tak sadarkan diri. Beruntung, ia sigap menangkapnya sebelum terjatuh. Baru saja Lukas hendak menghubungi dr. Adryan, ia merasakan tangan Anin bergerak pelan. Seketika, ia melempar ponselnya ke sofa tanpa pikir panjang dan segera duduk di tepi ranjang. “Anin,” panggilnya, sementara Anin masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Lukas menunduk, mengusap puncak kepala dan pipi Anin bergantian. Keduanya saling bertatapan. "Are you okay?" tanya Lukas. Anin mengangguk pelan. Tangan Anin terangkat, jemarinya mengusap pipi Lukas. Sorot matanya menangkap manik hitam di mata lelaki itu yang tampak berkaca-kaca. "Ada yang sakit?" Lukas kembali bertanya, masih belum puas dengan jawaban Anin. Anin tidak langsung menjawab. Tatapannya kini beralih ke bi