“Lelaki itu cuma mau balikin dompetku saja,” terang Anin, sementara Lukas menatap lurus ke depan. Saat ini mereka berada di dalam lift. Sejak mengusir lelaki tadi, Lukas membawa Anin pergi, dan belum mengatakan sepatah kata apa pun. Bahkan setelah Anin menjelaskan Lukas hanya diam. Anin pindah—berdiri di hadapan Lukas—menjinjitkan kakinya agar pandangan Lukas teralihkan, tapi tubuhnya yang kecil tidak mampu menghalangi pandangan Lukas sekalipun berjinjit. “Yang.” Anin melambaikan tangannya di depan wajah Lukas, tapi lelaki itu tetap acuh. Lukas kesal dengan Anin. Wanita ini terlalu polos atau bagaimana? Masa dia tidak mengenali lelaki itu? Lukas saja sangat mengenalnya dengan jelas. Lelaki itu adalah pria yang pernah bersama Anin di klub, yang saat itu menawarkan diri untuk mengantar Ani

