Lukas tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Anin pun sontak berdiri dan mengitari ruangan. “Ngerjain kamu, ya!” begitu katanya. Lukas memindahkan pertemuan ke ruang meeting yang memiliki ruangan khusus dengan jendela kaca besar, memungkinkan Anin melihat langsung demo sistem yang sedang dipresentasikan. Sesekali, Lukas melirik ke arah jendela seolah memperhatikan Anin. Wanita itu terkekeh melihat tingkah kekasihnya. Dekat sekalipun, lelaki itu tetap saja tampak tak tenang. Anin terpesona dengan hasil kerja tim internal Lukas. Andai saja dulu dia bergabung dengan perusahaan ini, mungkin sekarang dia jadi bagian dari mereka. Pandangannya beralih ke Lukas yang sibuk menulis di tabletnya. Senyum terukir di wajah Anin, tak percaya dia bisa jatuh cinta pada lelaki otoriter itu. Tapi, lucu

