Anin melambaikan tangan ke arah Bude Rahnia yang baru saja keluar dari pintu kedatangan. Wanita paruh baya itu tersenyum lebar begitu melihat keponakan kesayangannya. Bude Rahnia dulu tinggal di Bandung. Ia mendirikan salah satu panti asuhan di sebuah desa. Ketika ayahnya jatuh sakit, ia kembali ke Yogyakarta dan akhirnya menetap di sana untuk meneruskan perkebunan yang diwariskan kepadanya setelah ayahnya meninggal dunia. Sementara itu, Bu Rahma sang adik mendapatkan warisan usaha batik yang masih ia jalani hingga sekarang. Berbeda dengan Bude Rahnia yang memilih menetap di Yogyakarta, Bu Rahma ikut suaminya, Pak Wahyudi, pindah ke Semarang setelah pria itu memenangkan tender proyek besar. "Bagaimana kabarmu, Nak?" tanya Bude Rahnia pada Anin. "Baik, Bude. Sini, Anin bantu," sahut Anin

