Bab 74 : Simpati

1810 Kata

Kemarin Lukas mengirim pesan pada Anin, mengajak kesayangannya jalan bareng Adryan akhir pekan ini. Pesan terkirim itu langsung berbalas, Anin setuju. Jadilah siang hari di akhir pekan ini, Lukas mengemudikan mobilnya ditemani kesayangannya duduk manis di sampingnya—membawa tamu mereka keliling kota. “Aku sambil telepon Tante Sarah, boleh?” bisik Anin, meminta izin pada Lukas yang langsung mengangguk setuju. Terdengar nada tunggu dari ponsel Anin membuat Lukas menoleh sekejap ke arah kesayangannya–mengusap puncak kepala Anin. Perlakuan Lukas terhadap Anin tidak luput dari tatapan Adryan. “Adek telepon, Mama?” tanya Adryan membuat Lukas melirik dokternya dari spion tengah mobil. Adek? Benar juga, Adryan adalah kakaknya Anin. Namun, kenapa rasanya Lukas tidak terima ada lelaki lain di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN