“Lepas, Pak!” Bukannya melepas Anin, Lukas malah mengeratkan pelukannya. Saat Anin pergi hari itu dengan segala pengakuannya dan semua aktivitasnya yang terpantau selalu menghabiskan waktu bersama Adit membuat Lukas marah. Begitu tahu Anin bekerja di salah satu perusahaan di mana dia menjabat sebagai komisaris. Lukas semakin yakin bahwa takdir kembali menuntunnya pada Anin. Untuk itu, ia ingin memanfaatkan kesempatan ini. Setelah bertemu kembali, amarahnya membara begitu melihat Adit dan Anin, mengingat kebersamaan mereka. Namun, rindunya tetap menggebu. “Aku rindu kamu, Honey.” “Berhenti memanggil saya begitu, Pak. Tolong lepas—” “Aku tidak mau melepas kamu. Biarkan seperti ini, aku rindu setengah mati,” pangkas Lukas. “Aku pulih lebih cepat untuk menemui kamu.” Anin berhenti memb

