“Jangan bilang kamu tidak ingat saya, lagi,” kata lelaki yang kini terlihat sumringah itu menekan kata ‘lagi’. Tentu saja, Anin ingat. Pertemuan terakhir mereka, Lukas sudah menegaskan siapa lelaki ini. Dia adalah pria yang selalu sigap membantu Anin—membantu dirinya keluar dari kerumunan manusia di klub malam itu dan menolongnya menemukan dompet yang tertinggal di minimarket hari itu. "Kamu interview hari ini?" Anin mengangguk pelan seraya memaksakan senyum. Berbeda dengan lelaki itu yang justru merekahkan senyumnya. "Semoga kamu diterima," tambahnya. Pintu lift terbuka. Saat Anin melangkah keluar, lelaki itu mengikutinya. Seorang rekan kerja tiba-tiba menghentikan langkah pria itu, mengingatkan bahwa ini bukan lantai tempatnya bekerja. Godaan berdatangan, tapi lelaki itu tetap acuh—

