“Mahesa Rein.” Jawaban itu menghancurkan Lukas dalam sekejap. Ia segera berbalik—tertawa sumbang berharap salah dengar. Lukas tahu ayahnya keras kepala, tapi tidak mungkin bertindak sejauh ini. Ben dan Kemal yang ikut mendengar, saling berpandangan saat Lukas berteriak dan mengusap kasar wajahnya. “Bawa orang ini, Ben,” perintah Lukas saat kesadarannya kembali. Berbeda dengan lelaki itu yang ketakutan, terus-menerus memohon ampun karena tidak tahu apa yang akan terjadi padanya—Ben dan Kemal langsung menuntunnya ke mobil Ben, seolah paham apa yang akan Lukas lakukan. Sepuluh tahun bersama, Ben tahu betul siapa bosnya. *** “Bik, bagus nggak?” tanya Sovi pada kepala asisten rumah tangganya, memperlihatkan desain keluaran terbaru dari butiknya. “Bagus. Kebaya pertunangan untuk calonnya,