Anin tiba di rumah sakit dengan langkah penuh keraguan, hati dan pikirannya dipenuhi keresahan setelah bertemu dengan Mahesa semalam. Begitu memasuki ruang perawatan Lukas, ia melihat semua sudah berkumpul—Ben dan Bu Sovi. Pandangannya langsung tertuju pada Lukas yang duduk di pinggir ranjang. Mata mereka bertemu sesaat. Anin bisa melihat keteguhan serta semangat di wajah Lukas, Anin menarik napas dalam, lalu melangkah mendekat. Sementara Lukas tersenyum kecil, menoleh padanya. “Aku sudah menunggumu, Honey,” kata Lukas melayangkan senyum tipis. Lukas selalu bersemangat setiap harinya. Ada saya progress baik dari pemulihannya dari hari ke hari. “Aku bantu.” Anin lebih dekat ke arah Lukas–memapah lelaki itu dari ranjang pasien ke kursi roda. Anin bahkan meminta izin pada perawat untuk men

