“Aku ikut, ya?” pinta Adit pada Anin yang sudah menggeleng tegas. “Udah dibilangin ini girsl time, deh.” “Aku jemput di stasiun,” tawar Adit lagi. “Mas ….” Kalau Anin sudah memelas begini ya bagaimana lagi, tidak bisa menolak. Adit kalah telak, hatinya selemah itu jika Anin sudah melihat wajah Anin seimut ini. Adit mengatakan dia hanya memegang amanah Bu Rahma dan Bu Sarah. Ya, selain Bu Sarah, Adit juga sudah mengenal Bu Rahma. Namun, Anin hanya mengenalkannya sebagai senior di kantor dan teman saja. Anin meyakinkan Adit kalau dia akan baik-baik saja dan selamat sampai kembali ke apartemen. Adit menyambut kedatangan Ce Vina memintanya untuk menjaga Anin dan melarangnya makan cokelat dan pedas. Sikap Adit membuat Ce Vina, asisten Mr. Liang, atasan mereka, terkekeh geli. “Aduh …, ak

