73 | Saksi Mata

1510 Kata

Jaya menatap dirinya di pantulan cermin hari itu, saat tiba hari putusan sidang pengadilan soal Anggi dan mama Jonathan. Bertelanjang d**a. Jaya mengusap dagu dan cambangnya, sedetik kemudian dia meraih kemeja putih yang tersampir. Jaya kenakan, membalut ketelanjangan dadanya sambil berjalan—sambil mengancingkan. Tak lupa Jaya menyempurnakan penampilannya dengan jas, khas seorang Jayakarsa Atmaja petinggi Luxe. Hari ini Jaya tidak hanya akan pergi ke pengadilan, tetapi juga ke sebuah desa yang jadi tempat persembunyian seseorang. Sembunyi, ya? Nyatanya, Jaya tahu orang itu ada di mana sejak kaki melangkah meninggalkan rumah. Jaya tahu walau dirinya tidak di Tanah Air yang sama. Di sini. Jaya tiba. Serangkaian proses pengadilan Jaya ikuti di bangku audiens, menyimak dengan saksama. H

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN