"Papi kamu kapan nyusul?" Hari itu ... Jaya diserang dan itu serangan mantan. Nadanya julid, persis suara ibu Rea saat sedang nyinyir—Jaya rasa demikian. Dan Julian yang mendengarnya auto berasa dapat kawan. Segera dia nyeletuk, "Kapan nyusul, Pi? Tuh, ditanya sama mantan." Agak kurang asem memang. Tapi percayalah, kekukuhan raut datar Jaya tidak tergoyahkan. "Ya, nanti Minggu kalau nggak hujan," timpalnya santai. "Jawaban template." Memang. Friska yang bilang. Jaya meniup-niup teh panasnya. Di mana Julian dapat kunjungan spesial dari sang mami. Sebagai tuan rumah, Jaya membersamai. Apalagi ini untuk sang anak, barangkali Julian ingin ada momen kebersamaan dengan orang tua. Paham, kan? "Paling kalaupun iya, nikahnya sama berkas kerjaan." Double kill! Friska bicara dengan penuh

