DELAPAN BELAS

1280 Kata

“Zikruy?” tanya Alvian sembari menerima es teh gratisan dari kafe Jeno. Di antara teman-temannya, memang hanya Alvian saja yang memiliki tingkat sadar diri yang tinggi. Dia tidak aji mumpung meski sudah ditawari ini itu. Berbeda sekali dengan Rega. Hampir semua menu sudah dicoba lidahnya tanpa merogoh satu rupiah pun dari dalam dompetnya. “On the way sambil ngata-ngatain kita,” papar Rega keluar dari bilik dapur sembari membawa salmon mentai ditangannya. “Kenapa tadi nggak kita suruh naik ojol aja sih? Kasihan egok, si Zikri. Bolak-Balik jadinya, demi rapat rahasia kita.” “Sungkan sama lakinya, Nyet!” Apa yang Jeno katakan tidak salah. Selama ini mereka memang menaruh sungkah pada Niel jika berurusan dengan Meyselin. Mereka jelas menghargai pilihan sahabatnya, meski jika menyangkut soa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN