“Masukin ya Sayang, kita mulai bikin enak sambil bikin anak kita,” ucap Andri lembut. Entah karena birahi yang telah benar-benar mengasaiku, aku tak bisa lagi menolaknya. Dengan kembali membalas ciumannya aku menuruti ketika tangan Andri membentangkan kedua pahaku. Ohhh… aku semakin terangsang luar biasa ketika aku sadari miliknya sudah mulai menyentuh bibir milikku dan sedikit mengganjal. Rupanya Andri sudah tidak sabar ingin segera memasuki tubuhku. ”Ndri.. jangan, aaaaah sssst,” tolakku dengan suara manja dan sinar mata kami yang sama-sama nanar saling beradu pandang. Aku tidak tahu apakah permintaanku itu tulus atau tidak, sebab hatiku sangat ingin merasakan tubuhnya secara utuh. “Nikmati miliku yang telah menjadi milikmu, Sayang,” bisik Andri sambil memasukan ujung miliknya