101) Scandal Sandy

1693 Kata

“Kamu mau menikmatinya, Sayang?” tanyaku seraya memeluknya lebih erat. Lia diam membeku, namun tangan tidak lepas mencengkeram batangku. Tamoaknya dia sedang perang sabil antara dosa dan birahi, anta takut dan mau. Napasnya mulai tidak teratur, turun naik tidak karuan. Lia mulai terseret arus birahinya dan menikmati sentuhanku yang juga membuatnya terlena. "Gimana Sayang, mau kan?" tanyaku lembut. Lia memang sedang sangat butuh kelembutan dan keromantisan. Dia sangat butuh pujian dan kasih sayang yang selama ini sangat dirindukannya. Wajah Lia benar-benar tegang,  napasnya yang khas aroma perempuan kampung sangat mengunggah ghairah dan libodiku. "Te..ter…ters serah Mas San..San Sandy, uuuu …" Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, aku segera mengunci bibirnya yang mungil dan seksi d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN