Permainan tanganku semakin lincah, walau belum menyentuh lembah surgawinya secara langsung, lidah dan mulutku pun sudah tak terkendali lagi, sama persis dengan Lia yang melenguh, mendesah dan merintih tak beraturan. Tangan, kaki dan sekujur tubuh istri Mas Hadi itu pun bergelinjang tak karuan, bahkan keluar dari karpet. “Maaas aaaaah sshhh aaahh saayaank, aku… aku… aaaaah aku gak tahan mau ooooh ssssst…Mas akuuuu…” Lia menjerit. Tampaknya dia tak menduga bisa mendapat dorongan hasrat yang sebegitu kuat hanya dengan sentuhan dan ciumanku. “Keluarin aja sayang, biar lega, berteriaknya jangan terlalu keras,” dorongku sambil terus merangsangnya kian intens. “Sayaaaaaang uuuuuuh aaaaah… aaaaku aaaaah gak kuaaaat nikmaaaaat bangeeet Maaas….” Lolongan Lia tertahan bersamaan dengan sekujur