Di tempat yang sangat terbuka walau ada dinding pagar setinggi kurang lebih tiga meter, namun tetap saja, jika ada burung atau seseorang yang sedang memanjat salah satu pohon yang ada di luar pagar pembatas, niscaya mereka akn melihatnya.
Namun ternyata itu sama sekali tidak membuatku ketar-ketir. Bu Wenny yang setiap hari ada di rumahnya, sangat pede dan yakin jika halaman belakangnya sangat aman dari gangguan dan intipan ketika akses utama ialah pintu gerbang depan sudah terkunci.
Kami berpelukan semakin erat dan berciuman dengan sangat dalam, french kiss. Tanganku mulai meraba-raba bagian tubuh belakangnya, mulai dari punggung, pinggang hingga akhirnya mendarat pada pantatnya.
“Sandiiiii uuuuuh…..” desah Bu Wenny saat tangannya yang menempel di slangngagang, aku jepit dengan tubuhku
