40

1404 Kata

Tanganku bergerak pelan mendorong tubuh Om Reyhan, yang seketika membuat ciuman kami terlepas. Aku tertawa kecil, membuat Om Reyhan mengernyit. "Ada apa?" tanyanya dengan raut heran. Dia perlahan bangkit duduk. Tatapannya berlama-lama ke wajahku. "Aku tau Om jijik padaku. Gak usah memaksakan sesuatu yang gak ingin Om lakukan," kataku. "Aku memang bukan gadis baik-baik. Walau begitu, aku gak mau Om melakukannya dengan terpaksa. Karena selain itu menyakiti perasaanku, juga menyakiti perasaan Om juga. Aku tau Om jijik banget padaku. Melakukannya, akan membuat Om tersiksa. Jadi, gak perlu Om memaksakan diri untuk melakukannya hanya sekedar menggugurkan kewajiban seperti yang Om katakan kemarin malam padaku." Dia tersenyum. Tangannya bergerak pelan mengusap rambutku yang tergerai. "Saat say

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN