Hati Reanne tiba-tiba merasa begitu tenang. Dia balas memeluk suaminya lalu memejamkan mata demi menikmati tiap-tiap pelukan ini yang mungkin tidak selamanya menjadi miliknya seorang karena pelukan Aaron pun akan dimiliki oleh anak-anak mereka. "Maafkan tingkahku, Aaron. Aku memang bodoh karena tidak pernah menaruh kepercayaan padamu. Aku selalu meragukan cintamu." "Tidak, Reanne. Kau tidak salah dalam apapun, kau hanya khawatir dan aku memaklumi itu," Balasnya. Mereka berpelukan erat sampai akhirnya Reanne mengingat sesuatu. "Pemakaman itu... Apa kau menghadirinya?" Aaron menggeleng lagi. Bagaimana dia bisa pergi di saat istrinya sedang dalam keadaan yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja? Memaksakan keinginannya sendiri mungkin akan sangat menyakiti perasaan Reanne, jadi dia lebih