CHAPTER 9

1168 Kata
Aaron berjalan cepat ke arah ranjangnya. Dia melempar selimut ke arah wajah Reanne dengan suara decakan. "Keluar, Reanne!" Wanita itu menurunkan selimut yang dilempar Aaron. Dia menaiki ranjang, merangkak ke sudutnya di mana Aaron berdiri tegang disana. Reanne melompat ke atas tubuh pria itu hingga Aaron secara spontan memegangi b****g Reanne erat. Wanita itu melilitkan kakinya ke pinggang Aaron hingga tubuh mereka bertubrukan. Aaron berpikir lambat, indera penciumannya dibuat gila dengan aroma tubuh Reanne yang harum. "Bagaimana? Kau suka?" "Apa?!" Aaron melepas tangannya dari tubuh Reanne hingga tubuh wanita itu sedikit tak seimbang. Reanne menarik kerah kemeja yang dikenakan Aaron lalu mengecup pipinya mesra,"Kau bahkan tidak menolakku, Tuan." Aaron mendorong kasar Reanne ke tengah ranjang. Emosinya naik melihat tingkah Reanne yang kurang ajar padanya. Dahinya semakin berkerut tak senang saat Reanne malah menggeliat manja di atas ranjang,"Tuan Aaron..." Desahnya. Aaron mengusap wajahnya kasar lalu ia menindih tubuh Reanne. Ia menyatukan kedua tangan wanita itu ke atas kepalanya lalu menatap tajam pada Reanne. "Kenapa kau seperti ini, Reanne? Apa sebenarnya tujuan mu?" Reanne menelan ludahnya. Dia menatap kagum pada keindahan iris biru pudar yang Aaron miliki. Ia benar-benar tampan dan Reanne tak pernah mau berpaling dari ketampanan tak masuk akal itu. "Tuan... Aku ingin berbalas budi padamu. Kau sudah menolongku waktu itu dan-" Cklek "Aaron, ayah lupa untuk-" Aaron menaikkan pandangannya secepat kilat lalu ia terkejut melihat ayahnya berdiri di depan pintu dengan tatapan tak kalah kagetnya pula. Pria itu memerhatikan posisinya sendiri, ia tampak sedang ingin meniduri Reanne. Begitu juga dengan Reanne, dia dengan segera mendorong Aaron dari atas tubuhnya lalu dengan gemetar ia mengancingkan kembali pakaiannya yang terbuka. Reanne tak mau membalikkan badannya, dia benar-benar takut sekarang ini. Alex menyimpan ucapannya untuk nanti. Dia menyilangkan tangannya lalu memandang Aaron dan punggung Reanne bergantian. "Balikkan tubuhmu, Reanne." Wanita itu berdiri tegang, tapi ia menurut. Dengan pelan Reanne membalikkan tubuhnya. Wajahnya menunduk ketakutan. "Sudah berapa kali kalian seperti itu?" "Maksud ayah?" Alex menghela napasnya,"Sudah berapa kali kau meniduri Reanne?" Keduanya langsung kaget. Reanne menaikkan pandangannya untuk menatap ke arah wajah Tuan Grissham senior yang terlihat garang. "Ayah salah paham, aku dan Reanne tak terlibat apapun." "Salah paham, ya? Lalu tadi kau sedang apa? Melakukan senam?" Aaron menghela napas kasar. Dia melirik wanita di sampingnya dengan tatapan kesal dan jengkel, tapi bibirnya terasa berat menyuarakan itu. "Tu-tuan Grissham. A-anda salah paham, saya dan Tuan Aaron ti-tidak melakukan apapun." Aaron ingin mengumpat saat ini. Di mana sikap liar dan nakal tadi? Reanne yang ini benar-benar berbeda dengan Reanne beberapa menit yang lalu. Dasar wanita penuh drama! "Ini bisa menimbulkan skandal di dalam keluarga kita, Aaron. Tidakkah kau sadar?" Padahal ucapan itu ditujukan pada Aaron, tapi Reanne merasa hatinya tertohok. Secara tidak langsung Alex Grissham mengatakan kalau Aaron tak sepatutnya menjalin hubungan dengan seorang mantan p*****r. Apalagi saat ini posisinya adalah seorang pelayan rumah. Ini bisa jadi pembicaraan yang menarik untuk dibahas setiap hari. Aaron tak menjawab, dia menarik tangan Reanne untuk keluar dari kamarnya sekarang juga. Alex memberi mereka jalan, ia tiba-tiba teringat dengan masa lalunya. Reanne menatap kesal pada Aaron. Sekarang mereka berada di dalam dapur, hanya berdua. "Aku memberimu peringatan terakhir, Reanne. Jika kau masih melakukannya, aku akan melemparmu pergi dari sini!" Reanne menundukkan kepalanya,"Maafkan aku, Tuan Aaron. Aku hanya... Sedang menyukaimu," Aaron tak lagi menjawab. Dia berjalan kembali ke lantai atas untuk berbicara dengan ayahnya. Alex pasti mencurigai dia dan Reanne sedang terlibat dalam suatu hubungan. Ini tak baik dan tak akan pernah jadi baik. ... "Sayang? Kenapa kau melamun di sini?" Alex menoleh ke belakang ketika ia mendapati istrinya yang muncul. Wanita paruh baya itu bergelayut di lengan sang suami lalu ikut memandangi halaman belakang yang ditumbuhi banyak tanaman cantik. "Aku hanya memikirkan soal anak-anak. Kau tahu kan, Sarah? Brittany tak mau mendengar ucapan siapa pun. Gadis itu benar-benar mencintai Aaron." Sarah menghembuskan napas lelah. Ia sedang memikirkan hal yang sama. Sebenarnya ia tak mau memaksa Aaron, tapi Sarah dan Alex juga tak mau merusak hubungan kekeluargaan bersama Fred Langford. Apalagi ketika Brittany divonis penyakit semengerikan itu diusianya yang masih muda. "Aaron sudah dewasa. Biarkan dia memilih jalan hidupnya, sama juga seperti Axelle dan Alaina. Mereka berhak menentukan kehidupan mereka sendiri." "Aku tahu itu." Alex teringat tentang kejadian tiga hari yang lalu. Ia menoleh pada Sarah lalu membawa istrinya untuk duduk di bangku panjang,"Aku ingin menceritakan sesuatu." "Apa?" "Kau ingat kan dengan Reanne? Gadis yang pernah Aaron tabrak dulu?" Sarah mengangguk cepat,"Oh, Reanne? Kenapa?" "Aku tak sengaja memergokinya dengan Aaron di dalam kamar." Sarah mendelik. Benarkah demikian? Dia tidak pernah mendengar Aaron dengan gadis manapun apalagi terlibat hal semacam itu. "Apa mereka diam-diam menjalin hubungan?" Alex menggeleng tak tahu. Dia punya alasan kuat untuk itu. Aaron selalu menolak Brittany, lalu tatapan Aaron pada Reanne terlihat sangat posesif dan intim. Apa jangan-jangan benar? "Mom, Dad?" "Oh, halo sayang! Ayo duduk sini," Sarah tersenyum lebar saat melihat putrinya datang. Alaina menyambut uluran tangan sang ibu lalu duduk di sebelahnya,"Kalian sedang bicara apa?" "Bukan apa-apa, ini tentang kakakmu." "Aaron?" Sarah lekas mengangguk. Alaina cemberut, apa jangan-jangan orangtuanya ini menyiapkan rencana kotor untuk membuat Aaron mau menikah dengan Brittany? "Ngomong-ngomong soal Aaron, aku mau cerita." Alex dan Sarah menatapnya curiga,"Ada apa?" "Begini, waktu itu saat ibu dan aku mengunjungi kakak dirumahnya, aku tak sengaja mendapati.. uhm.. itu.. aduh, bagaimana mengatakan ini ya? Pokoknya aku melihat merah-merah seperti gigitan nyamuk di leher Aaron. Bukan Aaron saja, si Reanne itu juga punya merah-merah." Sarah mengerutkan dahi heran. Dia balik memandangi putrinya dengan mata yang menyipit,"Seperti bekas ciuman?" Alaina menganggukkan kepalanya cepat. Dirinya malu untuk mengatakan itu, beruntunglah Sarah lebih cepat paham. "Ya ampun! Alex! Apa jangan-jangan itu memang benar? Bagaimana jika memang Aaron punya hubungan spesial dengan Reanne?" Alex tak menjawab apapun. Ya jika itu memang benar, lalu dimana masalahnya? Bukankah itu wajar-wajar saja? "Sudah, jangan berpikir yang aneh-aneh. Lagipula, kehidupan Aaron adalah miliknya, kita tak punya hak untuk ikut campur pula." Alaina dan Sarah lantas terdiam. Ya, perkataan Tuan besar Grissham memang benar. Ia tahu bagaimana tak enaknya saat seseorang mencoba ikut campur akan semua masalah yang ia hadapi. Setidaknya itu yang dulu ia pikirkan saat mendiang Marilyn mencoba untuk ikut campur setiap permasalahannya. Ia tak ingin Aaron berpikiran seperti yang ia pikirkan dulu. ... "Britty, kau harus makan." Brittany membuang wajahnya ke samping. Lebih memilih untuk menatapi ke arah jendela yang memperlihatkan langit biru. Axelle memegangi sendoknya sedari tadi. Walau ia tidak terlalu suka dengan Brittany, tapi ia wajib untuk merawat perempuan itu karena ia yang sudah diberi kepercayaan oleh keluarga Langford. "Aku tidak mau makan sampai Aaron datang kemari menemuiku." "Ya ampun, kenapa kau begitu keras kepala? Aaron tak akan pernah datang walau kau sekarat sekalipun. Berhenti berharap yang tidak pasti dan segera lah makan ini!" Seharusnya Axelle tak membentak pasien, tapi dia terlampau kesal. Dia tidak tahu mengapa, setiap gadis pasti jatuh hati melihat Aaron padahal Aaron adalah pria kaku dan membosankan. Brittany menundukkan wajahnya, air matanya jatuh ke atas selimut biru yang menutupi sebagian tubuhnya. Bibirnya bergetar dengan suara isakan yang mulai terdengar. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN