Sella menggelung rambut panjangnya seperti biasa dia melayani para tamu yang banyak berdatangan, perasaannya melega setelah Mira mengatakan benar-benar sudah memaafkannya dan tidak akan menceritakan hal yang dia alami pada Tama. "Betapa baiknya Mira, bodohnya aku selalu memusuhi orang sebaik itu dulu, aku memang pantas mendapatkan karma dan menjalani kehidupanku di bawah," gumam Sella. Sella mengingat lagi bagaimana Mira mengatakan dengan sangat lembut, tidak tersimpan dendam sama sekali dalam ekspresi teduhnya, justru Mira yang menenangkannya bukan dirinya yang memohon maaf pada Mira. "Aku harap kebahagiaan menyertaimu, Mira," lanjut Sella. "Apa ...? Mira?" tiba-tiba Bima menyela dari belakang sela. "Iya, wanita cantik yang datang bersama pacarnya yang tampan tempo hari lalu," ujar S