69 : Selangkah demi Selangkah

1660 Kata

Mendekati HPL, Nakia tidak tahu bahwa perasaannya menjadi lebih emosional. Seperti dini hari ini, dia terbangun dan tak bisa kembali terlelap. Dalam keheningan kamar, Nakia menatap langit-langit dengan pikiran campur aduk. Antara sedih dan takut. Sedih membayangkan situasi yang kelak harus dihadapi anaknya—memiliki orang tua, tapi tidak terikat pernikahan. Takut membayangkan rasa sakit saat melahirkan—yang katanya ini hal yang normal, tapi tetap saja menakutkan. Sebelumnya, menjadi orang tua tunggal dalam benak Nakia terasa mudah. Apalagi dia punya Bapak dan Ibu yang begitu peduli serta menyayangi anaknya. Rasanya sudah cukup. Tapi tetap saja, ada saat-saat di mana dia merasa butuh seorang suami—tempat menumpahkan keluh-kesah, berbagi cerita keseharian, dan menyandarkan diri di tengah kel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN