70 : Senyuman yang Samar

1700 Kata

“Ikut, nggak, Bang? Gue sama Jo mau ke tempat Nakia.” Gerakan tangan Radhi yang hendak membuka pintu mobil sesaat terhenti. Bukan karena kaget dengan ajakan Jeremy, tapi karena tengah mempertimbangkannya. Kira-kira, kalau Radhi berkunjung ke rumah orang tua Nakia di luar jadwal, apakah bisa? Apakah Nakia akan marah padanya? “Memangnya gue boleh ikut?” tanya Radhi dengan suara pelan. “Boleh lah. Selagi nggak ngerusuh di sana.” “Gimana sama Nakia?” Di seberang telepon sana, Jeremy mendengkus pelan. “Gue berani jamin Nakia nggak bakal marah. Abang jangan banyak mikir. Terobos-terobos aja kalo mau.” “Masalahnya situasi udah beda, Jer. Gue nggak bisa kayak dulu lagi.” “Siapa juga yang nyuruh Abang kayak dulu. Ya udah kalo nggak mau, ribet banget ngajak Abang.” Saat Jeremy hendak mengak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN