44 : Curhat Dengan Anita

1936 Kata

Pulang dari rumah sakit, Radhi mendapati Nakia duduk selonjoran di sofa sambil membaca buku. Masih edisi marah ceritanya, jadi dia tidak menyambut kedatangan Radhi, tidak juga menyalami, memeluk, atau mencium bibirnya, seperti rutinitas yang telah mereka sepakati. Yang namanya perempuan itu luar biasa pendendam. Sebagai seorang pria Radhi sangat memahaminya, saking memahaminya Radhi sudah tidak kaget lagi melihat istrinya mode acuh seperti ini. Tahan-tahan dan sabar-sabar saja, nanti juga amarah Nakia akan hilang kalau dia bersikap manis serta mengulang kalimat maaf lagi, untuk yang ke sekian juta kalinya. “Yang, Abang pulang.” Tidak ada sahutan. Jangankan menoleh, melirik saja tidak. Nakia itu juaranya mengabaikan Radhi. Kalau ada perlombaan seperti itu, pasti Nakia yang keluar sebagai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN