Entah sudah kali keberapa Andra memindai sosok sang istri yang masih belum sadarkan diri. Kedua telapak kaki yang terbalut perban, jahitan di kepalanya, lecet di setiap pergelangan dan siku, juga lebam di sisi kiri wajahnya. Diana kehilangan kesadarannya kembali dalam perjalanan ke rumah sakit setelah menggeram hebat karena nyeri yang ia rasakan di bagian bawah tubuhnya. “Diana mengalami gegar otak ringan akibat pukulan dan benturan yang dia alami, kami sudah mengatasinya,” ujar Irgi tadi. “Tapi maaf, Ndra. Janin kalian ga terselamatkan.” Andra mengusap air matanya yang kembali menetes. Cukup sudah, cukup ia menyesali segalanya. Ia harus kuat, Diana yang lebih membutuhkan penghiburan dibanding dirinya. Andra sudah puas menangis tadi, menyesali kelalaiannya, harusnya ia mengamanahkan se