Bab.48 Memburu Pembunuh Raka

1904 Kata

"Tolong aku, Ib!" Ibra tersentak bangun dengan jantung berdegup kencang dan keringat bercucuran. Mimpi itu datang lagi dan semua seperti nyata. Dia melihat Raka yang tampak murung dengan air mata berlinang menatapnya sedih. ''Ada apa sebenarnya Ka?" gumamnya lirih. Dibukanya laci nakas samping tempat tidur dan mengambil seuntai kalung dengan cincin milik Raka. Beberapa saat lamanya Ibra diam terpaku, kembali berpikir ini semua hanya karena traumanya atau memang ada beban yang belum Raka selesaikan hingga memberatkan langkahnya untuk pergi. "Mimpi lagi?" tanya Freya saat melihat suaminya sudah duduk menyandar menatap cincin di tangannya. "Iya," jawab Ibra mengangguk. Freya beranjak turun dari tempat tidur, lalu menuang segelas air. Mereka semua sedang melalui hari-hari sulit, berusah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN