Bab.42 Vonis

1810 Kata

Satria duduk menunduk menatap kedua telapak tangannya yang masih saja tremor. Insiden tadi di luar perhitungan mereka. Siapa sangka kalau Fredy ternyata masih menyimpan pisau lipat kecil itu di sakunya. Kalau saja tidak dihalangi oleh Tirta, sudah pasti yang sekarang terbaring di meja operasi adalah dirinya. Tanpa sadar Satria mendecih keras, terjebak dalam rasa khawatir sekaligus kesal itu benar-benar tidak mengenakkan. Khawatir akan keadaan pria tua itu, juga kesal karena dia tidak suka berhutang budi apalagi orang itu adalah Tirta. Ibra tampak masih mondar-mandir dengan ponsel di telinganya, entah siapa yang sedang dia hubungi. Sudah hampir satu jam mereka menunggu di depan ruang operasi, tapi belum juga ada tanda-tanda akan segera selesai. Rendra masih berusaha keras menangani luka t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN