"Apa yang kamu lakukan pada Yanti?! Jawab!" teriak Tirta murka. "Tidak, itu hanya fitnah." elak Maya tidak mau mengakui tindakan busuknya. "Fitnah?! Apakah juga fitnah saat kamu sering mendatangi mamaku dan sengaja menceritakan kebahagian kalian padanya? Menceritakan bagaimana bajingann tua ini memanjakan kamu dan anak-anakmu? Brengseknya lagi kamu bahkan kadang menjadikan mamaku sebagai sasaran pelampiasan kemarahanmu, mengguyurnya air dingin dan mengurungnya di kamar mandi." ungkap Satria dengan menahan genangan air matanya. "Keparatt kamu Maya!" maki Tirta geram, tapi kali ini Maya tidak takut lagi. Entah penyakit gilanya kambuh atau merasa percuma berkelit, sekarang dia justru tersenyum lebar memamerkan raut puasnya ke Tirta. "Aku tidak bohong kan?! Buktinya kita memang hidup bahag