Pagi itu suasana kantor Rafka terasa biasa saja, lampu neon yang tenang, bunyi keyboard, dan aroma kopi dari pantry. Namun ketenangan itu mendadak pecah saat pintu depan dibuka dengan keras. Seorang pria bersosok tinggi, berpakaian rapi tapi dengan ekspresi penuh kesombongan masuk ruangan tanpa izin. Pria itu adalah Fahmi. Sekretaris Rafka, Dila, berusaha mencegat Fahmi yang mencoba masuk ke ruangan Rafka tanpa izin. Bahkan, siap memanggil pihak keamanan, tetapi Fahmi tanpa tahu diri, dengan tenaganya yang besar sebagai mantan atlet dan lulusan sarjana olahraga, membuat Dila tidak bisa menghadang tepat waktu. Fahmi masuk ke ruangan Rafka sebelum Dila sempat bertindak. Rafka, yang sedang memeriksa dokumen di mejanya, menatap pria itu dingin. “Fahmi? Apa urusanmu ke sini?” "Maafkan saya,

