Ketiga pasang mata itu sontak membulat sempurna mendengar jawaban yang keluar dari mulut Dewa. Semuanya seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Termasuk Kanaya sendiri, wanita itu mendadak seperti orang linglung. "Besok? Yang benar saja kamu, Dewa? Kenapa terburu-buru sekali?" tukas Elmira yang masih merasa tidak rela jika putranya akan menikah dengan wanita yang tidak jelas asal-usulnya. "Kenapa memangnya? Bukannya niat baik harus disegerakan?" Dewa menyahut dengan tenang. "Kanaya pasti juga setuju, iya 'kan, Sayang?" tanya Dewa menggoyangkan tangannya yang sejak tadi menggenggam tangan mungil Kanaya. "Dewa, bukannya ini terlalu cepat?" Kanaya menjawab dengan hati-hati, ia tidak mau membuat Dewa salah paham atau bagaimana. "Aku sudah pernah hampir saja kehilanganmu