Adit kembali pulang ke rumahnya dengan perasaan yang sangat kesal. Wajahnya masih babak belur karena Dewa memukulinya tadi. Kalau bukan diantar supir, ia pasti masih terkapar di kantornya. "Brengsekkkkkk! Bocah ingusan itu beraninya melakukan ini padaku. Awas aja nanti," umpat Adit seraya memegangi wajahnya yang nyeri semua. Adit membuka ponselnya, ia ingin menghubungi dokter pribadinya agar bisa datang ke rumah. Tapi tiba-tiba saja ada segerombolan genk motor yang mengejar mobilnya dikedua sisi. "Apa-apaan ini?" Adit membulatkan matanya kaget, jumlah Genk motor itu begitu banyak sekali. "Lebih cepat Bram!" titah Adit pada supirnya. "Mereka sepertinya begal, Tuan." Bram mengangguk mengiyakan, menambah laju mobilnya agar bisa lolos dari orang-orang itu. "Bangsatt!" Adit kembali mengump