Langit Jakarta pagi itu masih berwarna abu-abu, seperti menahan sesuatu yang belum selesai. Dari balik jendela kamar, Dominick menatap jalanan yang mulai ramai. Dia belum tidur semalaman. Laptop di depannya masih menampilkan deretan kode dan peta jaringan yang membuat kepalanya terasa berisik untuk memecahkan semua yang tampil pada layar. Di layar tertera satu nama besar. Yunara Global Health Foundation Dan di bawahnya, label merah mencolok. VX-34: PROJECT ELIRA “Elira siapa sebenarnya ini? Elira yang sama kah atau ada Elira lain?” Gumam DOm sambil menatap kejauhan tak berkedip. “Atau, nama Elira sebenarnya bukan benar-benar sebuah nama seseorang tapi merupakan identitas dari pekerjaannya?” Imbuhnya dengan ragu. Lalu secepat kilat kembali jemari lentiknya bbercengkrama pada keyboard

