Kai tampak murung, menatap kosong ke arah Rumah Sakit setelah keluar dari mobil. Mendung masih bergelayut di matanya. Dia pernah mencintai Ruby demikian hebatnya. Hingga bersama wanita lain pun nama Ruby yang di sebut. Walau kini hatinya terisi penuh nama Nadine, tapi kenangan Ruby akan selalu tersimpan.
Drrrt !
Ponsel nya bergetar, Kai dengan cepat mengangkat telepon genggamnya.
"Baiklah, aku paham. Pastikan dia tidak bisa kembali lagi setelah ini. Aku sudah jalankan rencanamu, sisanya kamu yang bereskan. Yang terpenting adalah, Devan tidak mencurigai rencanamu, Terimakasih banyak Dru."
Kai menghapus air matanya, menatap ke atas langit.
"Selamat tinggal, setelah ini, hiduplah dengan bahagia." Air mata Kai kembali membasahi pipinya. Cepat di hapusnya lalu melangkah pelan memasuki Rum
