Tak Terduga!

1730 Kata

Kikan menemukan Hamish turun dengan cepat, terlihat raut kesalnya bahkan ia mengumpat beberapa kata kasar. “Hamish,” panggil Kikan membuat langkah Hamish memelan, berhenti. Hamish menarik napas dalam-dalam, mengembuskannya. Ia menatap iparnya, tersenyum kecil. “Di mana Mas Halim?” “Di atas, tadi kami main catur dan sudah selesai.” kata Hamish. “Anak-anak?” “Sama Bunda,” Hamish mengangguk, tatapan mata mereka beradu, kemudian Kikan merasa ada sesuatu. “Kamu tidak bertengkar dengan Mas Halim?” Agak terkejut Kikan bisa menebaknya, “kenapa kamu berpikir ke sana?” “Antara saudara, bertengkar bukannya memang biasa?” tanya Kikan sambil tersenyum kecil. Ia yang tak bersaudara, melihat hubungan Halim dan Hamish sangat membuat hati kecilnya iri. “Ya, saling mengingatkan dan malah t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN